Skip to main content

Debat Cagub NTT 5/4/2018: Rangkuman transkrip


Pemaparan Visi-misi

Secara umum, dengan waktu 2 menit per pertanyaan, pasangan 2, 3 dan 4 cukup komprehensif dalam menjelaskan visi-misi tetapi pasangan terlalu 1 fokus pada data sehingga penyampaian visi-misi tidak tuntas. 

Pasangan 4 menetapkan pariwisata sebagai sub-sektor unggulan, dan sektor lain dimana NTT punya keunggulan seperti perikanan, pertanian lahan kering dan peternakan menjadi pendukung. Pasangan 4 bisa mengawali visinya dengan mengidentifikasi permasalahan NTT dengan cukup baik.
Pasangan 3 mengidentifikasi pembangunan fisik dan sumber daya manusia sebagai basis visinya dengan dukungan birokrasi yang kuat. 5 agenda utamanya: reformasi birokrasi, penguatan kelembagaan sosial, percepatan pembangunan ekonomi, percepatan pembangunan sarana/prasarana sosial dasar dan terakhir adalah penegakan hukum.
Pasangan 2 cukup sukses mengidentifikasi perempuan sebagai warna utama dalam visinya diikuti dengan sembonyan duacita: NTT berdaya (pendidikan, kesehatan, pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak) NTT bekerja (cukup air, cukup pangan, NTT terhubung dan semua punya kerja).
Pasangan 1 menghabiskan waktunya memaparkan data tetapi saat mengidentifikasi program unggulan, pasangan ini tidak mampu menghubungkan data yang disampaikan dengan programnya. 5 program yang disampaikan sangat normatif tanpa prioritas.
*
Pertanyaan khusus:
1)Program Anggur Merah
Ke-empat pasangan tidak punya pemahaman yang jelas soal ini; tidak ada identifikasi kelebihan dan kelemahan program ini. Pasangan 2 yang mengawali pemaparan cenderung melanjutkan program ini dengan lebih banyak fokus pada perempuan dan pemuda. 

2)Pengurangan kemiskinan
Pasangan 3 menawarkan fasilitasi modal bagi masyarakat melalui kerjasama dengan perbankan dalam rangka memerangi kemiskinan. Ini bukan ide baru, hampir semua penguasa melakukan hal yang sama. Pasangan ini tidak merinci bagaimana fasilitasinya bisa meningkatkan akses masyarakat ke perbankan. Lalu, penyedian pelatihan kerja melalui BLK adalah program pendukung berikut.

3)Pariwisata
Konsep pariwisata yang diangkat pasangan 4 masih sangat general, alias belum spesifik. Pasangan 4 mengkritisi kondisi jalan, penginapan, dan amenietis yang belum memadai tanpa menawarkan sesuatu yang berbeda dari apa yang dilakukan oleh penguasa saat ini. 

4)Pembangunan ekonomi
Pasangan 1 terkesan tidak siap. Argumentasi yang disampaikan terkait penguatan ekonomi sangat umum, bahkan terkesan fokusnya pada penguatan pendapatan asli daerah. Tidak ada hal baru atau berbeda yang beliau tawarakan dari 5 tahun pengalamannya menjadi wagub. 

5)Pembangunan fisik/jalan
Pasangan 1 cukup jelas target pembangunan jalan, walaupun tidak dijadikan salah satu program unggulan. Targetnya adalah alokasi anggaran sebanyak Rp. 500 miliar per tahun untuk pembangunan jalan provinsi sekitar 560 km tetapi tanpa target waktu. Pasangan 3 dengan jelas menetapkan waktu 3 tahun untuk menuntuskan pembangunan jalan provinsi yang dapat menelan anggaran sebesar Rp. 3 triliun. Pasangan 2 lebih fokus pada waktu tempuh di jalan, bukan semata mengaspalkan jalan. Fokusnya pada kontribusi jalan bagi pembangunan wilayah/ekonomi. Sedangkan pasangan 3 tidak memiliki target yang pasti, bahkan sedikit pesimis.

6)Wirausaha
Pasangan 4 menargetkan pelatihan/pendidikan 2000 anak NTT ke luar negeri. Juga, mendorong bapak-anak angkat dalam dunia usaha. Pasangan 2 melihat program anggur merah sebagai jalan keluar penguatan wirausaha. Tetapi pasangan 2 tidak menawarkan sesuatu yang baru/berbeda dari program anggur merah. Pasangan 3 melihat ketrampilan dan modal sebagai kata kunci wirausaha. Maka BLK adalah solusi peningkatan ketrampilan dan fasilitasi modal untuk wirausaha. Fasilitasi pemasaran adalah jalan keluar lain yang dijanjikan oleh pasangan 3. 

7) Keterbatasan anggaran infrastruktur
Pasangan 4 melakukan rasionalisasi APBD dan memperkenalkan public-private partnership (ppp) dalam pembangunan jalan (Pespres 38/2005). Pasangan 4 menekankan pada pentingnya waktu. Bahwa waktu tidak bisa dicicil, maka pembangunan jalan dilakukan sekaligus lalu mencicil uangnya. Pasangan 4 menawarkan sumber anggaran untuk mencicil uang melalui prioritas pembangunan. Memenangkan momentum adalah kata kunci pasangan 4. Targetnya 3 tahun pembangunan jalan akan selesai. Pasangan 2 menekankan pada koordinasi antar berbagai level pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. Sinergi adalah kata kuncinya. Pasangan 3 ragu kalau bisa selesai membangun jalan aspal dalam waktu 3 tahun. Bahkan pasangan 3 juga ragu kalau efisiensi bisa jadi salah satu jalan keluar bagi pembangunan infrastruktur. Pasangan ini menawarkan pinjaman sebagai opsi untuk pembangunan infrastruktur. 

8)Pemanfaatan lahan kering
Pasangan 1 menekankan pada intervensi pemerintah untuk memanfaatkan tanah profuktif yang masih tidur. Maka solusinya adalah dengan menyediakan subsidi yang dikembalikan dengan cara bagi hasil. Kerjasama antara pemprov/kab/desa adalah solusinya. Pasangan 2 menekankan pada penyediaan air dan kebutuhan lain bagi petani untuk mengolah lahan. Pasangan 3 Pasangan menawarkan opsi agar pemda mengambilalih lahan kemudian diolah oleh petani. 4 menyampaikan gagasan di luar kotak, bahwa yang tidur adalah orang, bukan lahan. Dan untuk pembangunan pertanian, pasangan ini menawarkan irigasi tetes miniru cerita sukses Israel. Artinya, pasangan ini berupaya menerima fakta NTT sebagai daerah kering dan menyesuaikan program pembangunan dengan kondisi alam.

9)Gizi buruk
Solusi yang ditawarkan pasangan 2 adalah melalui perubahan mindset orangtua dan penyediaan makanan. Solusi ini sejalan dengan beberapa study tentang peranan ibu dalam peningkatan gizi anak. Maka, alokasi anggaran untuk perempuan agar lebih besar. Wajah kemiskinan NTT adalah wajah perempuan. Pasangan 3 menekankan pada intervensi menyeluruh sejak anak dalam kandungan. Pelayanan kesehatan adalah salah satu kunci, kata bpk wagub NTT saat ini. Pasangan 4 menekankan pada mindset. Kelor adalah salah satu solusi yang ditawarkan oleh pasangan ini. Penyediaan sapi perah/susu dan protein ikan adalah solusi lain yang ditawarkan. Pasangan 1 melihat promosi kesehatan adalah kuncinya tetapinya adalah melalui pembangunan puskesmas rawat inap. Pasangan 2 melihat penguatan ekonomi sebagai solusi gizi buruk. Pemberdayaan perempuan adalah solusi yang ditawarkan pasangan 2.
*
Pernyataan penutup:
1) Pasangan 4 melihat leadership adalah kunci sukses; pemimpin tidak berorientasi uang tetapi justru berkorban untuk rakyat;
2) Pasangan 1 meyakini bahwa dalam politik kita berkompetisi dan Tuhan kita bersaudara. Demokrasi kita adalah politik integritas bukan politik identitas;
3) Pasangan 2 mengajak seluruh masyarakat bergandengan tangan untuk bekerja;
4) Pasangan 3 percaya bhw NTT punya masalah kompleks maka dibutuhkan pemimpin yang memahami masalah dan solusinya.

Beberapa ide yang menonjol:
1) Pasangan 1: siap alokasi rp. 500 miliar/tahun untuk pembangunan jalan;
2) Pasangan 2: wajah kemiskinan NTT adalah wajah perempuan dan bahwa hal yang penting di jalan itu adalah waktu tempuh bukan tipe jalan;
3) Pasangan 3: meminjam untuk meningkatkan kapasitas penganggaran pemda dan pembukaan BLK untuk peningkatan wirausaha;
4) Pasangan 4: menetapkan target 3 tahun untuk menyelesaikan pembangunan jalan provinsi antara lain melalui re-prioritas apbd dan mekanism ppp; lahan tidak tidur tetapi orang dan untuk itu irigasi tetes adalah solusinya; kelor, susu dan ikan adalah solusi gizi buruk; dan target mengirim 2000 anak NTT/tahun untuk menimbah ilmu di luar negeri.
*
Temans, silahkan kritisi.



Comments

Popular posts from this blog

“Empowerment” berarti “Disempowerment”?

“Lebih baik hujan batu di negeri sendiri dari pada hujan emas di negeri orang lain” menyesatkan dan meninabobokan penduduk miskin. Tanah yang subur (kolom susu) dan keluarga yang banyak membuat penduduk miskin tergilas oleh hujan kapitalis yang menyenyakan tidur siang. Tetapi fakta ini juga yang terjadi pada kebijakan publik yang tertidur pulas. Kehadiran Flobamora Mall di Kupang di awal tahun 2000-an, disusul Lippo Mal di akhir 2014 sebagai contoh, disambut dengan antusias. Masyarakat senang menjadi tuan rumah pusat pembelajaan modern, satu atap, serba ac dan bahkan serba Rp.5000. Namun dampak negatifnya cepat dan sangat terasa. Beberapa tetangga di Oebufu tidak hanya berkurang omzet penjualan di usaha mereka [kios dan toko] tetapi juga kehilangan tanahnya akibat berkurangnya pasar tradisional yang menjadi andalannya dan meningkatnya nilai jual tanah. Masyarakat lebih senang berbelanja di supermarket dari pada di warung kecil dan yang pasti biaya sewa beralih ke mall dari pada

Strategi belajar Bahasa Inggris, raih TOEFL tinggi

Beasiswa melimpah Saat ini telah tersedia beasiswa baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang melimpah. Beasiswa dalam negeri untuk kuliah di luar negeri terbanyak disediakan oleh LPDP . Kalau penyedia beasiswa yang oleh lembaga asing itu paling banyak adalah AUSAid ( Australia Award Scholarship ), StuNed (Study in the Netherlands), NZAid ( New Zealand ASEAN Scholarship ), Uni Eropa ( Erasmus ) dan masih banyak lagi.  Dari pengalaman saya, jumlah pelamar yang memenuhi syarat itu tidak pernah melebihi quota beasiswa yang disediakan. Ini artinya bahwa banyaknya penduduk dan pelamar dari Indonesia bukanlah masalah. Semua orang pernah gagal Hal berikut yang perlu temans pahami adalah bahwa semua orang pernah gagal. Banyak temans yang bermimpi untuk bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri via beasiswa , tapi ternyata bahasa inggris menjadi kendala besar. Ini kisah hampir semua orang yang pernah kuliah di luar negeri. Ini bukan kisah orang yang hanya bisa bermimpi. Artinya, bahasa

DPRD bukan Legislatif dan Otoritasnya Tidak Setingkat Kepala Daerah?

15 June 2015 at 11:35 Kewenangan DPRD sering disewenangkan   yang menyebabkan pemerintah pusat mendukung pemerintah daerah menetapkan peraturan daerah tanpa harus melibatkan DPRD untuk menghindari masalah yang lebih besar .  Penyebabnya, DPRD sering disamakan dengan DPR yang secara jelas memiliki hak kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Montequieu lewat Teori Trias Politica. Secara jelas dikatakan bahwa " penyelenggaraan pemerintahan di pusat terdiri atas lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, [sedangkan] penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh DPRD dan Kepala Daerah  (Amendemen kedua Pasal 18 UUD 1945; Penjelasan Umum UU 23/2014). Jadi pemisahan kekuasaan itu hanya ada di pusat, tidak ada pemisahan di daerah; DPRD dan Kepala Daerah adalah sama-sama unsur pemerintahan daerah.  Lalu timbul pertanyaan, apakah itu urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintahan daerah? Di pasal 1 ayat 5 UU 23 tahun 2014 secara jelas dikatakan ba