Skip to main content

Strategi kuliah gratis ke Australia dan New Zealand

Dear friends,

Pengalaman saya membuktikan bahwa modal semangat dan kerja keras sangatlah cukup untuk bisa melanjutkan kuliah bahkan hingga bisa kuliah ke luar negeri.

Saya terlahir dari keluarga dengan kemampuan ekonomi sangat amat terbatas. Semasa kecil, makan setiap hari adalah hal yang sangat istimewa. Hampir semua keluarga di Pulau Rote pada era 1970-an hingga 1980-an mengalami hal yang serupa. Sehingga saya tidak pernah membayangkan akan bisa melanjutkan kuliah. Yang ada dibenak saya adalah langsung memasuki dunia kerja setamat SMA. Yang saya maksudkan dengan dunia kerja disini adalah bekerja sebagai petani di sawah. Namun sebelum memasuki dunia kerja, saya tetap punya ambisi yang kuat untuk bisa meraih prestasi tertinggi di SMA. Saya tidak mau patah semangat karena mengetahui bahwa saya tidak punya modal keuangan yang cukup untuk bisa kuliah.

Ternyata dengan semangat pantang menyerah ini, saya dapat berprestasi di SMA dan bisa melanjutkan kuliah ke STPN ( 1992/ D3 ), IIP ( 1998 / S1 ), Flinders University of South Australia ( 2002 / S2 ) dan Massey University, New Zealand ( 2015 / S3 ). Semua ini saya raih bukan karena selalu sukses, tetapi karena semangat pantang menyerah. Bahkan, sukses yang saya raih selalu didahului oleh beberapa kali kegagalan. Saya telah membuktikan hal ini juga dari beberapa teman dan keluarga yang saya fasilitasi untuk bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri.

Sebelum melanjutkan kuliah ke New Zealand, saya dipercaya oleh pemerintah Australia sebagai Duta Beasiswa Australia di NTT.  Pekerjaan ini saya jalani selama kurang lebih 7 tahun. Dan selama 7 tahun ini, saya telah memfasilitasi ratusan orang untuk bisa meraih beasiswa ke Australia dan New Zealand. Orang-orang yang telah sukses ini, memiliki latar belakang yang hampir sama dengan kita semua. Tidak ada yang sangat istimewa selain semangat yang selalu optimis.

Ada beberapa teman yang harus pontang-panting tes TOEFL hingga 5-6 kali selama beberapa tahun baru bisa mencapai batas minimal 500. Ada teman lain yang punya kemampuan bahasa Inggris bagus lalu bisa mencapai tahapan wawancara, tetapi banyak yang gagal hingga 11 kali. Sudah pasti ini sangat membosankan. Ada kasus lain dimana teman-teman gagal selama kuliah karena berbagai alasan, lalu mereka harus pulang Indonesia, tetapi karena semangat pantang menyerah, mereka akhirnya bisa melanjutkan kuliah di negara lain bahkan hingga level S3. Oleh karena itu, saya percaya bahwa setiap orang bisa meraih kesuksesan yang sama sepanjang memiliki semangat pantang menyerah.

Demikian yang bisa saya bagikan. Silahkan post pertanyaan dll pada form diskusi dibawah ini bila masih ada hal tertentu yang belum jelas. Saya siap berdiskusi, berbagi informasi dan memotivasi teman-teman agar bisa meraih sukses yang sama. Tetap semangat ;)

Salam dari New Zealand

Comments

  1. More information and tips for applying NZAS please..

    ReplyDelete
    Replies
    1. I think that securing toefl score is the first challenge. secondly, try to be familiar with the potential schools or universities that offer the topic/major you would like to do. make sure that you know why you arrive at a choice at a university. you don't choose a university based on non-academic considerations. you need to have more that one choices. thirdly, learn to answer the questions in the application form. understand why you answer the question the way you do. finally, if you were the scholarship provider, what would you ask or need to know about an applicant so that he/she will not fail in his/her study. hope this helps

      Delete
  2. Bgmn cara agar bisa test beasiswanya apakah harus dengan biaya sendiri?

    ReplyDelete
    Replies
    1. gratis mas. mungkin hanya biaya akses internet saja untuk download formulir aplikasi. selebihinya gratis

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

“Empowerment” berarti “Disempowerment”?

“Lebih baik hujan batu di negeri sendiri dari pada hujan emas di negeri orang lain” menyesatkan dan meninabobokan penduduk miskin. Tanah yang subur (kolom susu) dan keluarga yang banyak membuat penduduk miskin tergilas oleh hujan kapitalis yang menyenyakan tidur siang. Tetapi fakta ini juga yang terjadi pada kebijakan publik yang tertidur pulas. Kehadiran Flobamora Mall di Kupang di awal tahun 2000-an, disusul Lippo Mal di akhir 2014 sebagai contoh, disambut dengan antusias. Masyarakat senang menjadi tuan rumah pusat pembelajaan modern, satu atap, serba ac dan bahkan serba Rp.5000. Namun dampak negatifnya cepat dan sangat terasa. Beberapa tetangga di Oebufu tidak hanya berkurang omzet penjualan di usaha mereka [kios dan toko] tetapi juga kehilangan tanahnya akibat berkurangnya pasar tradisional yang menjadi andalannya dan meningkatnya nilai jual tanah. Masyarakat lebih senang berbelanja di supermarket dari pada di warung kecil dan yang pasti biaya sewa beralih ke mall dari pada

Strategi belajar Bahasa Inggris, raih TOEFL tinggi

Beasiswa melimpah Saat ini telah tersedia beasiswa baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang melimpah. Beasiswa dalam negeri untuk kuliah di luar negeri terbanyak disediakan oleh LPDP . Kalau penyedia beasiswa yang oleh lembaga asing itu paling banyak adalah AUSAid ( Australia Award Scholarship ), StuNed (Study in the Netherlands), NZAid ( New Zealand ASEAN Scholarship ), Uni Eropa ( Erasmus ) dan masih banyak lagi.  Dari pengalaman saya, jumlah pelamar yang memenuhi syarat itu tidak pernah melebihi quota beasiswa yang disediakan. Ini artinya bahwa banyaknya penduduk dan pelamar dari Indonesia bukanlah masalah. Semua orang pernah gagal Hal berikut yang perlu temans pahami adalah bahwa semua orang pernah gagal. Banyak temans yang bermimpi untuk bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri via beasiswa , tapi ternyata bahasa inggris menjadi kendala besar. Ini kisah hampir semua orang yang pernah kuliah di luar negeri. Ini bukan kisah orang yang hanya bisa bermimpi. Artinya, bahasa

DPRD bukan Legislatif dan Otoritasnya Tidak Setingkat Kepala Daerah?

15 June 2015 at 11:35 Kewenangan DPRD sering disewenangkan   yang menyebabkan pemerintah pusat mendukung pemerintah daerah menetapkan peraturan daerah tanpa harus melibatkan DPRD untuk menghindari masalah yang lebih besar .  Penyebabnya, DPRD sering disamakan dengan DPR yang secara jelas memiliki hak kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Montequieu lewat Teori Trias Politica. Secara jelas dikatakan bahwa " penyelenggaraan pemerintahan di pusat terdiri atas lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, [sedangkan] penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh DPRD dan Kepala Daerah  (Amendemen kedua Pasal 18 UUD 1945; Penjelasan Umum UU 23/2014). Jadi pemisahan kekuasaan itu hanya ada di pusat, tidak ada pemisahan di daerah; DPRD dan Kepala Daerah adalah sama-sama unsur pemerintahan daerah.  Lalu timbul pertanyaan, apakah itu urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintahan daerah? Di pasal 1 ayat 5 UU 23 tahun 2014 secara jelas dikatakan ba