Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2018

Garam itu produk politis, bukan produk daerah panas: Catatan untuk cagub NTT

Menteri Luhut Ingin NTT Dijadikan Provinsi Garam, demikian judul tulisan di Tempo.co tanggal 31 Oktober 2017 lalu . Sumber informasi langsung dari Menko Maritim sendiri: " Menurut Luhut, untuk memutus ketergantungan impor, pemerintah telah menyiapkan lahan 30.000 hektare untuk produksi garam di Nusa Tenggara Timur (NTT) ". Tetapi nampaknya keinginan ini hanya wacana. Realisasi keinginan Luhut ini terbaca dari topik diskusi pertemuan trilateral pemda NTT dengan pihak Australia dan Timor Leste , di Labuan Bajo, kamis kemarin. Pemda menawarkan peluang investasi garam kepada kedua negara ini. Pusat hanya berkeinginan tanpa aksi yang jelas. Tambahan informasi dari twitter Ibu Susi , Menteri KKP, pagi ini semakin memperjelas wacana Luhut. Komentar ibu Susi pendek "Artikel menarik" terhadap tulisan pendek berjudul "Simsalabim! Kartel Garam Kembali Berjaya" yang dimuat padi ini di Tirto.co Tulisan ini menggarisbawahi pertemuan di kantor Menko Ekonomi, Darmin Nas

Debat Cagub NTT 5/4/2018: Rangkuman transkrip

Pemaparan Visi-misi Secara umum, dengan waktu 2 menit per pertanyaan, pasangan 2, 3 dan 4 cukup komprehensif dalam menjelaskan visi-misi tetapi pasangan terlalu 1 fokus pada data sehingga penyampaian visi-misi tidak tuntas.  Pasangan 4 menetapkan pariwisata sebagai sub-sektor unggulan, dan sektor lain dimana NTT punya keunggulan seperti perikanan, pertanian lahan kering dan peternakan menjadi pendukung. Pasangan 4 bisa mengawali visinya dengan mengidentifikasi permasalahan NTT dengan cukup baik. Pasangan 3 mengidentifikasi pembangunan fisik dan sumber daya manusia sebagai basis visinya dengan dukungan birokrasi yang kuat. 5 agenda utamanya: reformasi birokrasi, penguatan kelembagaan sosial, percepatan pembangunan ekonomi, percepatan pembangunan sarana/prasarana sosial dasar dan terakhir adalah penegakan hukum. Pasangan 2 cukup sukses mengidentifikasi perempuan sebagai warna utama dalam visinya diikuti dengan sembonyan duacita: NTT berdaya (pendidikan, kesehatan, pemberdaya